Rabu, 16 Januari 2013

Maafkan Aku


       Aku menjatuhkan badanku diatas tempat tidur, mencoba memejamkan mataku sesaat. Aku bingung, aku takut, aku tak tau harus berbuat apa,. Haruskah aku mengakhiri semuanya saat ini juga.? Sudah Lebih dari 3 bulan aku menjalin hubungan ini dengannya, tapi apa? Belum pernah sekalipun aku bertemu dengannya, bukannya aku egois atau mementingkan diriku sendiri,. Tapi apakah salah jika aku ingin mengetahui bagaimana kekasihku yang sebenarnya.? Aku rasa hubungan yang kujalin saat ini benar-benar aneh, bagaimana bisa seorang perempuan sepertiku ini menjalin hubungan yang tidak jelas haluannya ini,? Hubungan dengan seseorang yang aku cintai, namun tak kukenal sama sekali. Tak kenal dalam arti kata tak pernah bertemu. Bagaimana bisa.? Bagaimana bisa aku mempertahankan kisah ini sementara banyak lelaki yang menungguku diluar sana dan aku benar-benar mengenalnya. Bagaimana bisa.? Aku coba merenungkan semuanya. Aku tak tau harus melakukan apa. Apakah ku akhiri saja semuanya.? Tidak Bisa.!! Aku terlalu sayang dia, .!

       Handphone ku berdering, mengagetkanku dan memaksa ku untuk membuka mataku saat itu juga. Aku segera mengambil handphoneku yang telah rewel berdering agar aku mengangkatnya. “Baiklah,. Baiklah.” Ucapku seakan-akan berbicara dengan seseorang yang benar-benar menyebalkan. Kulihat layar handphoneku,. Namanya tertera disana, . ‘Michael’, kekasihku. Haruskah aku mengangkatnya.? Ah.! Tidak,.. “Pergilah, tinggalkan aku sendiri untuk hari ini.” Teriakku seolah-olah berteriak padanya dan meletakkan handphoneku kembali. Aku kembali keatas tempat tidurku. Kuraih laptop yang ada diatas meja belajar yang terletak disamping tempat tidurku. Aku membuka facebookku, hanya sekedar untuk menenangkan fikiran,

       Keisenganku muncul, kubuka profile ‘Michael Adriyan Swagboy’ kalian tau sendiri siapa itu, aku perhatikan fotonya, . Tak lama kemudian kubuka profile ‘Claudia Barbie sii-Princess Charming’ yang tak lain dan tak bukan adalah Mantan kekasih dari kekasihku. Kuperhatikan fotonya.
“Hah, dasar laki-laki bodoh..! Kenapa kau harus meninggalkannya dan menjalin hubungan denganku.? Kenapa kau harus mempertahankanku bodoh.! Lihatlah perempuan ini.! Dia jauh lebih cantik dibandingkan aku.! Dan dia mungkin jauh lebih sempurna dariku.!” Omelku kesal. .
“Dan dia jauh lebih dekat denganmu dibandingkan aku. . . . .“ lanjutku kemudian sambil menunduk. Kata-kata terakhirku itu sendiri benar-benar menusuk kedalam hatiku. Bagaimana tidak,? Aku mungkin kekasihnya, tapi aku tak bisa berada didekatnya bahkan hanya untuk beberapa waktu, atau barang semenit saja.

       Aku sayang dia, itu yang mungkin membuatku untuk selalu ingin ada didekatnya. Tapi apa dayaku.? Apa yang bisa kulakukan.? Aku tak bisa melakukan apa-apa. Bahkan untuk mempercayai diriku sendiri pun aku tak mampu. Tanpa kusadari air mataku mulai menetes, mengalir membasahi pipiku, kemudian jatuh mendarat dikakiku. Handphoneku masih terus berdering, kucoba angkat kepalaku keatas, melihat langit-langit kamarku, menutup mataku dan berharap agar air mataku ini berhenti untuk menetes. Aku tau itu percuma, aku mencoba meraih kembali handphoneku yang masih terus berdering. Masih ‘Michael’,. Sebaiknya ku accept saja telfon darinya ini.



“Halo,” sahutku.
“Shalsa sayang, kemana saja.? Kenapa kamu tak mengangkat telfonku sedari tadi.?” Tanyanya dengan nada cemasnya yang khas.
Aku tak menggubris pertanyaannya, aku hanya diam dan menarik nafasku agar suara tangisanku tak terdengar olehnya.
“Sayang, kenapa kamu hanya diam.? Apakah kamu masih memikirkan masalah kita tadi.? Shalsa, percayalah padaku. Aku sangat menyayangimu walau kita belum pernah bertemu.”
Entah kenapa suara tangisanku memecah begitu saja sampai terdengar oleh Michael.
“Shalsa, kau menangis.? Ada apa.? Aku mohon jangan menangis, maafkan aku.” Ucapnya mencoba menenangkanku.
“Salahkah aku terlalu curiga padamu.? Salahkah aku jika aku ingin bertemu denganmu.? Bukan aku tak percaya, aku hanya ingin berada didekatmu walaupun hanya sebentar Mike.” Sahutku lirih.
“Kamu engga salah princessku. . Kamu engga pernah salah.” Jawabnya.
“Tapi kita tak bisa bertemu Mike. Kenapa kau harus tetap mempertahankanku.? Kenapa kau tak kembali saja pada Claudia.? Bukankah dia jauh lebih baik dariku.? Dia juga amat cantik, bahkan dia bisa untuk selalu berada disisimu, ada untuk menemanimu. Sedangkan aku.? Aku tak dapat melakukan apa yang bisa dia lakukan.” Ucapku terisak.
“Mike, maafkan aku, kurasa kita akhiri saja hubungan kita ini,. Sekali lagi maafkan aku.” sambungku mengakhiri percakapan dan menutup telfon.

Handphoneku kembali berdering, sms dari Michael,.
“Shalsa, terimakasih telah membuatku tersenyum bahagia selama 3 bulan perkenalan kita. Aku tau, aku bukanlah yang terbaik. Aku tak bisa menjadi apa yang kamu mau. Aku akan pergi dari kehidupan kamu seperti apa yang kamu minta, aku juga akan pergi dari kehidupan orang-orang yang aku sayang untuk selamanya Sa, Hanya  satu yang kamu harus tau, aku sayang kamu selamanya Sa.”

Aku hanya membacanya dan tak memberikan balasan, selang beberapa menit, teman Michael mengirim sms untukku.

“Shalsa, aku hanya ingin memberi tau mu, Michael udah engga ada lagi. Michael udah pergi ninggalin kita semua Shal, kamu yang tabah ya,.”

-Shalsa P.O.V-
Saat ini hanya gundukan tanah dengan sebuah batu nisan bernamakan Michael Adriyan Putra Pratama yang ada dihadapanku.
Aku tak tau apa yang harus aku lakukan saat ini, menangiskah ? berteriakkah ? atau aku harus tertawa melihat dia yang kucinta telah pergi meninggalkanku untuk selamanya karena perbuatan ku sendiri.?
“Ya Tuhan, . . apa-apaan aku ini ? . . Michael, maafkan aku. . Mungkin ini adalah  kesalahan terbesar yang pernah kubuat dalam hidupku. Tapi satu yang harus kamu tau, . Aku Cinta Kamu Selamanya Mike. . . .” batinku.