Aku menjatuhkan badanku diatas
tempat tidur, mencoba memejamkan mataku sesaat. Aku bingung, aku takut, aku tak
tau harus berbuat apa,. Haruskah aku mengakhiri semuanya saat ini juga.? Sudah
Lebih dari 3 bulan aku menjalin hubungan ini dengannya, tapi apa? Belum pernah
sekalipun aku bertemu dengannya, bukannya aku egois atau mementingkan diriku
sendiri,. Tapi apakah salah jika aku ingin mengetahui bagaimana kekasihku yang
sebenarnya.? Aku rasa hubungan yang kujalin saat ini benar-benar aneh,
bagaimana bisa seorang perempuan sepertiku ini menjalin hubungan yang tidak jelas haluannya
ini,? Hubungan dengan seseorang yang aku cintai, namun tak kukenal sama sekali.
Tak kenal dalam arti kata tak pernah bertemu. Bagaimana bisa.? Bagaimana bisa
aku mempertahankan kisah ini sementara banyak lelaki yang menungguku diluar
sana dan aku benar-benar mengenalnya. Bagaimana bisa.? Aku coba merenungkan
semuanya. Aku tak tau harus melakukan apa. Apakah ku akhiri saja semuanya.?
Tidak Bisa.!! Aku terlalu sayang dia, .!
Handphone ku berdering,
mengagetkanku dan memaksa ku untuk membuka mataku saat itu juga. Aku segera
mengambil handphoneku yang telah rewel berdering agar aku mengangkatnya. “Baiklah,. Baiklah.” Ucapku
seakan-akan berbicara dengan seseorang yang benar-benar menyebalkan. Kulihat
layar handphoneku,. Namanya tertera disana, . ‘Michael’,
kekasihku. Haruskah aku mengangkatnya.? Ah.! Tidak,.. “Pergilah, tinggalkan aku
sendiri untuk hari ini.” Teriakku seolah-olah berteriak padanya dan meletakkan
handphoneku kembali. Aku kembali keatas tempat tidurku. Kuraih laptop yang ada
diatas meja belajar yang terletak disamping tempat tidurku. Aku membuka
facebookku, hanya sekedar untuk menenangkan fikiran,
Keisenganku muncul, kubuka profile ‘Michael Adriyan Swagboy’ kalian
tau sendiri siapa itu, aku perhatikan fotonya, . Tak lama kemudian kubuka
profile ‘Claudia Barbie sii-Princess Charming’ yang tak lain dan tak bukan
adalah Mantan kekasih dari kekasihku. Kuperhatikan fotonya.
“Hah, dasar laki-laki
bodoh..! Kenapa kau harus meninggalkannya dan menjalin hubungan denganku.?
Kenapa kau harus mempertahankanku bodoh.! Lihatlah perempuan ini.! Dia jauh
lebih cantik dibandingkan aku.! Dan dia mungkin jauh lebih sempurna dariku.!”
Omelku kesal. .
“Dan dia jauh lebih
dekat denganmu dibandingkan aku. . . . .“ lanjutku kemudian sambil menunduk. Kata-kata
terakhirku itu sendiri benar-benar menusuk kedalam hatiku. Bagaimana tidak,?
Aku mungkin kekasihnya, tapi aku tak bisa berada didekatnya bahkan hanya untuk
beberapa waktu, atau barang semenit saja.
Aku sayang dia, itu yang mungkin membuatku untuk selalu ingin
ada didekatnya. Tapi apa dayaku.? Apa yang bisa kulakukan.? Aku tak bisa
melakukan apa-apa. Bahkan untuk mempercayai diriku sendiri pun aku tak mampu.
Tanpa kusadari air mataku mulai menetes, mengalir membasahi pipiku, kemudian
jatuh mendarat dikakiku. Handphoneku masih terus berdering, kucoba angkat
kepalaku keatas, melihat langit-langit kamarku, menutup mataku dan berharap
agar air mataku ini berhenti untuk menetes. Aku tau itu percuma, aku mencoba
meraih kembali handphoneku yang masih terus berdering. Masih ‘Michael’,.
Sebaiknya ku accept saja telfon darinya ini.
“Halo,” sahutku.
“Shalsa sayang, kemana
saja.? Kenapa kamu tak mengangkat telfonku sedari tadi.?” Tanyanya dengan nada
cemasnya yang khas.
Aku tak menggubris
pertanyaannya, aku hanya diam dan menarik nafasku agar suara tangisanku tak
terdengar olehnya.
“Sayang, kenapa kamu
hanya diam.? Apakah kamu masih memikirkan masalah kita tadi.? Shalsa,
percayalah padaku. Aku sangat menyayangimu walau kita belum pernah bertemu.”
Entah kenapa suara
tangisanku memecah begitu saja sampai terdengar oleh Michael.
“Shalsa, kau menangis.?
Ada apa.? Aku mohon jangan menangis, maafkan aku.” Ucapnya mencoba
menenangkanku.
“Salahkah aku terlalu
curiga padamu.? Salahkah aku jika aku ingin bertemu denganmu.? Bukan aku tak
percaya, aku hanya ingin berada didekatmu walaupun hanya sebentar Mike.”
Sahutku lirih.
“Kamu engga salah
princessku. . Kamu engga pernah salah.” Jawabnya.
“Tapi kita tak bisa bertemu
Mike. Kenapa kau harus tetap mempertahankanku.? Kenapa kau tak kembali saja
pada Claudia.? Bukankah dia jauh lebih baik dariku.? Dia juga amat cantik,
bahkan dia bisa untuk selalu berada disisimu, ada untuk menemanimu. Sedangkan
aku.? Aku tak dapat melakukan apa yang bisa dia lakukan.” Ucapku terisak.
“Mike, maafkan aku,
kurasa kita akhiri saja hubungan kita ini,. Sekali lagi maafkan aku.” sambungku
mengakhiri percakapan dan menutup telfon.
Handphoneku kembali
berdering, sms dari Michael,.
“Shalsa, terimakasih
telah membuatku tersenyum bahagia selama 3 bulan perkenalan kita. Aku tau, aku
bukanlah yang terbaik. Aku tak bisa menjadi apa yang kamu mau. Aku akan pergi
dari kehidupan kamu seperti apa yang kamu minta, aku juga akan pergi dari
kehidupan orang-orang yang aku sayang untuk selamanya Sa, Hanya satu yang kamu harus tau, aku sayang kamu
selamanya Sa.”
Aku hanya membacanya
dan tak memberikan balasan, selang beberapa menit, teman Michael mengirim sms
untukku.
“Shalsa, aku hanya
ingin memberi tau mu, Michael udah engga ada lagi. Michael udah pergi ninggalin
kita semua Shal, kamu yang tabah ya,.”
-Shalsa P.O.V-
Saat ini hanya gundukan
tanah dengan sebuah batu nisan bernamakan Michael Adriyan Putra Pratama yang
ada dihadapanku.
Aku tak tau apa yang harus
aku lakukan saat ini, menangiskah ? berteriakkah ? atau aku harus tertawa
melihat dia yang kucinta telah pergi meninggalkanku untuk selamanya karena
perbuatan ku sendiri.?
“Ya Tuhan, . .
apa-apaan aku ini ? . . Michael, maafkan aku. . Mungkin ini adalah kesalahan terbesar yang pernah kubuat dalam
hidupku. Tapi satu yang harus kamu tau, . Aku Cinta Kamu Selamanya Mike. . . .”
batinku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar